Kemenkes Ungkap Kondisi 14 Pasien Gagal Ginjal Akut: Kategori Stadium Tiga

16 November 2022 13:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril saat konferensi pers tentang update pasien di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril saat konferensi pers tentang update pasien di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Juru bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengungkapkan kondisi 14 pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, 14 pasien itu masih dalam perawatan intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Kondisinya, masuk ke kategori stadium III atau dalam stadium berat.
”Sebagai informasi bahwasanya bahwa 14 orang ini memang dalam stadium yang ketiga yang memang berat ya, tapi mudah-mudahan dapat kita lakukan oleh teman-teman dokter dari rumah sakit Cipto Mangunkusumo ya,” ujar Syahril dalam konferensi pers, Rabu (16/11).
Syahril berharap pemberian obat fomepizole dapat membantu kesembuhan para pasien tersebut.
Ilustrasi Gangguan Ginjal pada Anak. Foto: Shutterstock
”Mudah-mudahan yang 14 orang ini setelah mendapatkan antidotum itu dapat terselamatkan,” ucap Syahril.
Lebih lanjut, Syahril memastikan bahwa pasien tersebut tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
"Sebetulnya tidak ada penyakit komorbid yang lain karena ini masih anak-anak semua. Masih perlu waktu untuk dilakukan perawatan-perawatan intensif. Mudah-mudahan dengan ada obatnya ini akan bisa membantu. Mohon doanya," kata Syahril.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kemenkes mengungkapkan, tidak ada penambahan jumlah kasus penyakit GGAPA dalam dua pekan terakhir. Hingga 15 November 2022 pukul 16.00 WIB, kasus penyakit gagal ginjal akut berjumlah 324 kasus.
Di mana 199 pasien meninggal dunia, 111 pasien dinyatakan sembuh, dan 14 pasien masih dilakukan perawatan intensif.
"Tidak ada pertambahan kasus [sejak 2 November 2022]. Jadi alhamdulillah tidak ada pertambahan kasus sehingga tetap sebanyak 324 selama dua pekan terakhir ini," kata Syahril.
Ia menyebut, pihaknya bersama dengan RSCM, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), epidemiolog, dan ahli forensik khusus toksikologi, sudah memastikan penyebab kasus tersebut lewat kajian dan penelitian yang mendalam.
"Itu disebabkan karena intoksikasi zat etilen glikol dan dietilen glikol yang ada atau tercampur dalam obat sirop yang diminum oleh anak-anak," jelas Syahril.
ADVERTISEMENT